Pages

Friday, June 25, 2010

Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan


Dengan berdoa kepada Allah: "Ya Tuhanku selamatkanlah aku dari segala tipu daya orang-orang yang zalim" keluarlah Nabi Musa dari kota Mesir seorang diri, tiada pembantu selain inayahnya Allah tiada kawan selain cahaya Allah dan tiada bekal kecuali bekal iman dan takwa kepada Allah. Penghibur satu-satunya bagi hatinya yang sedih karena meninggalkan tanahi airnya ialah bahwa ia telah diselamatkan oleh Allah dari buruan kaum fir'aun yang ganas dan kejam itu.
Setelah menjalani perjalanan selama lapan hari lapan malam dengan berkaki ayam {tidak berkasut} sampai terkupas kedua kulit tapak kakinya, tibalah Musa di kota Madyan iaitu kota Nabi Syu'aib yang terletak di timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestin.

Nabi Musa beristirehat di bawah sebuah pokok yang rendang bagi menghilangkan rasa letihnya karena perjalanan yang jauh, berdiam seorang diri karena nasibnya sebagai salah seorang bekas anggota istana kerajaan yang menjadi seorang pelarian dan buruan. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi dan kepada siapa ia harus bertamu, di tempat di mana ia tidak mengenal dan dikenal orang, tiada sahabat dan saudara. Dalam keadaan demikian terlihatlah olehnya sekumpulan penggembala berdesak-desak mengelilingi sebuah sumber air bagi memberi minum ternakannya masing-masing, sedang tidak jauh dari tempat sumber air itu berdiri dua orang gadis yang menantikan giliran untuk memberi minuman kepada ternakannya, jika para penggembala lelaki itu sudah selesai dengan tugasnya.

Musa merasa kasihan melihat kepada dua orang gadis itu yang sedang menanti lalu dihampirinya dan ditanya : "Gerangan apakah yang kamu tunggu di sini?" Kedua gadis itu menjawab: "Kami hendak mengambil air dan memberi minum ternakan kami namun kami tidak dapat berdesak dengan lelaki yang masih berada di situ. Kami menunggu sehingga mereka selesai memberi minum ternakan mereka. Kami harus lakukan sendiri pekerjaan ini karena ayah kami sudah lanjut usianya dan tidak dapat berdiri, jangan lagi datang ke mari" . Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata dua pun diambilkannyalah timba kedua gadis itu oleh Musa dan sejurus kemudian dikembalikannya kepada mrk setelah terisi air penuh sedang sekeliling sumber air itu masih padat di keliling para pengembala.

Setibanya kedua gadis itu di rumah berceritalah keduanya kepada ayah mrk tentang pengalamannya dengan Nabi Musa yang karena pertolongannya yangbtidak diminta itu mrk dapat lebih cepat kembali ke rumah drp biasa. Ayah kedua gadis yang bernama Syu'aib itu tertarik dengan cerita kedua puterinya. Ia ingin berkenalan dengan orang yang baik hati itu yang telah memberi pertolongan tanpa diminta kepada kedua puterinya dan sekaligus menytakan terimakasih kepadanya. Ia menyuruh salah seorang dari puterinya itu pergi memanggilkan Musa dan mengundangnya datang ke rumah.

Dengan malu-malu pergilah puteri Syu'aib menemui Musa yang masih berada di bawah pohon yang masih melamun. Dalam keadaan letih dan lapar Musa berdoa: "Ya Tuhanku aku sangat memerlukan belas kasihmu dan memerlukan kebaikan sedikit brg makanan yang Engkau turunkan kepadaku."
Berkatalah gadis itu kepada Musa memotong lamunannya: "Ayahku mengharapkan kedatanganmu ke rumah untuk berkenalan dengan engkau serta memberi engkau sekadar upah atas jasamu menolong kami mendapatkan air bagi kami dan ternakan kami."

Musa sebagai perantau yang masih asing di negeri itu, tiada mengenal dan dikenali orang tanpa berfikir panjang menerima undangan gadis itu dengan senang hati. Ia lalu mengikuti gadis itu dari belakang menuju ke rumah ayahnya yang bersedia menerimanya dengan penuh ramah-tamah, hormat dan mengucapkan terimakasihnya.
Dalam berbincang-bincang dab bercakap-cakap dengan Syu'aib ayah kedua gadis yang sudah lanjut usianya itu Musa mengisahkan kepadanya peristiwa yang terjadi pd dirinya di Mesri sehingga terpaksa ia melarikan diri dan keluar meninggalkan tanah airnya bagi mengelakkan hukuman penyembelihan yang telah direncanakan oleh kaum Fir'aun terhadap dirinya.

Berkata Syu'aib setelah mendengar kisah tamunya: "Engkau telah lepas dari pengejaran dari orang-orang yang zalim dan ganas itu adalah berkat rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya. Dan engkau sudah berada di sebuah tempat yang aman di rumah kami ini, di man engkau akan tinggallah dengan tenang dan tenteram selama engkau suka."
Dalam pergaulan sehari-hari selama ia tinggal di rumah Syu'aib sebagai tamu yang dihormati dan disegani Musa telah dapat menawan hati keluarga tuan rumah yang merasa kagum akan keberaniannya, kecerdasannya, kekuatan jasmaninya, perilakunya yang lemah lembut, budi perkertinya yang halus serta akhlaknya yang luhur. Hal mana telah menimbulkan idea di dalam hati salah seorang dari kedua puteri Syu'aib untuk mempekerjakan Musa sebagai pembantu mereka. Berkatalah gadis itu kepada ayahnya: "wahai ayah! Ajaklah Musa sebagai pembantu kami menguruskan urusan rumahtangga dan penternakan kami. Ia adalah seorang yang kuat badannya, luhur budi perkertinya, baik hatinya dan boleh dipercayai."

Saranan gadis itu disepakati dan diterima baik oleh ayahnya yang memang sudah menjadi pemikirannya sejak Musa tinggal bersamanya di rumah, menunjukkan sikap bergaul yang manis perilaku yang hormat dab sopan serta tangan yang ringan suka bekerja, suka menolong tanpa diminta.
Diajaklah Musa berunding oleh Syu'aib dan berkatalah kepadanya: "Wahai Musa! Tertarik oleh sikapmu yang manis dan cara pergaulanmu yang sopan serta akhlak dan budi perkertimu yang luhur, selama engkau berada di rumah ini kami dan mengingat akan usiaku yang makin hari makin lanjut, maka aku ingin sekali mengambilmu sebagai menantu, mengahwinkan engkau dengan salah seorang dari kedua gadisku ini. Jika engkau dengan senang hati menerima tawaranku ini, maka sebagai maskahwinnya, aku minta engkau bekerja sebagai pembantu kami selama lapan tahun menguruskan penternakan kami dan soal-soal rumahtangga yang memerlukan tenagamu. Dan aku sangat berterima kasih kepada mu bila engkau secara suka rela mahu menambah dua tahun di atas lapan tahun yang menjadi syarat mutlak itu."

Nabi Musa sebagai buruan yang lari dari tanah tumpah darahnya dan berada di negeri orang sebagai perantau, tada sanak saudara, tiada sahabat telah menerima tawaran Syu'aib iut sebagai kurniaan dari Tuhan yang akan mengisi kekosongan hidupnya selaku seorang bujang yang memerlukan teman hidup untuk menyekutunya menanggung beban penghidupan dengan segala duka dan dukanya. Ia segera tanpa berfikir panjang berkata kepada Syu'aib: "Aku merasa sgt bahagia, bahwa pakcik berkenan menerimaku sebagai menantu, semuga aku tidak menghampakan harapan pakcik yang telah berjasa kepada diriku sebagai tamu yang diterima dengan penuh hormat dan ramah tamah, kemudian dijadikannya sebagai menantu, suami kepada anak puterinya. Syarat kerja yang pakcik kemukakan sebagai maskahwin, aku setujui dengan penuh tanggungjawab dab dengan senang hati."

Setelah masa lapan tahun bekerja sebagai pembantu Syu'aib ditambah dengan suka rela dilampaui oleh Musa, dikahwinkanlah ia dengan puterinya yang bernama Shafura. Dan sebagai hadiah perkahwinan diberinyalah pasangan penganti baru itu oleh Syu'aib beberapa ekor kambing untuk dijadikan modal pertama bagi hidupnya yang baru sebagai suami-isteri. Pemberian beberpa ekor kambing itu juga merupakan tanda terimaksih Syu'aib kepada Musa yang selama ini di bawah pengurusannya, penternakan Syu'aib menjadi berkembang biak dengan cepatnya dan memberi hasil serta keuntungan yang berlipat ganda.

Bacalah tentang isi cerita yang terurai ini di dalm ayat 22 sehingga ayat 28, surah "Al-Qashash" juz 20 yang berbunyi sebagai berikut :~ "22.~ Dan tatkala ia menghadap ke negeri Madyan, ia berdoa {lagi}: "Mudah-mudahan Tuhanku menimpaiku ke jalan yang benar."23.~ Dan tatkala ia sampai di sumber air di negeri Madyan, ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum {ternakannya} dan ia menjumpai di belakang orang ramai itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternakannya. Musa berkata: "Apakah maksudmu {dengan berbuat begitu}?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan {ternakan kami} sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan {ternakkannya} sedang bapa kami orang tua yang telah lanjut umurnya."24.~ Maka Musa memberi minum ternakan itu {utk menolong} keduanya, kemudian kembali ke tempat yang teduh, lalu berdoa: " Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."25.~ Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang daripada kedua wanita itu dengan malu-malu ia berkata: "Sesungguhnya bapaku memanggilmu agar ia memberi pembalasan {kebaikanmu} memberi minum {ternakan} kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapanya {Syu'aib} dan menceritakan kepadanya cerita {mengenai dirinya}. Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu."26.~ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapaku, ambil ia sebagai orang yang bekerja {dengan kita}. karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja {dengan kita} ialah orang yang kuat lagi dpt dipercayai."27.~ Berkatalah dia {Syu'aib}: " Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku lapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun itu adalah dari kemahuanmu, maka aku tidak mahu memberati kamu. Dan kamu insya-Allah kelak akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik."28.~ Dia berkata: "Itulah {perjanjian} antara aku dan kamu, mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku {lagi}. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan." { Al-Qashash : 22 ~ 28 }

Tuesday, June 22, 2010

JAGA 7 SUNNAH RASULULLAH S.W.T


>meta name="Originator" content="Microsoft Word 12">


"Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Kerana, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:

Pertama: tahajjud, kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Kedua: membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.


Ketiga: jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

Keempat: jaga solat dhuha, kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

Kelima: jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

Keenam: jaga wudhu terus menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".

Ketujuh: amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi, dan dengan zikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

Monday, June 21, 2010

JOM BACA AL-QURAN



Daripada Ibnu Umar r.a berkata:
“Rasulullah s.a.w telah bersabda, hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Katanya dengan banyak mengingati mati dan membaca Al-Quran.”

Daripada Aisyah r.ha.
Rasulullah SAW bersabda: “orang yang mahir membaca al-Quran, darjatnya sama dengan malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca al-Quran sedang dia tersekat-sekat (belum mahir) dan terasa berat lagi lidahnya, dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Muslim)

Daripada Ibnu Mas'ud r.a. ia berkata :
Barangsiapa yang membaca satu huruf daripada Al Quran maka baginya satu kebaikan, satu kebaikan menyamai dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud : Alif , Lam , Mim ialah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.
( Riwayat Ad Darimi Tarmizi, beliau berkata hadis ini hasan sahih )


Daripada Abu Umamah r.a berkata :
Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda: Bacalah Al Quran sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafa'at kepada pembacanya. ( Riwayat Muslim )

Daripada Nawwas Bin Sam'an r.a. telah berkata :
Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : Di hari akhirat kelak akan didatangkan Al Quran dan orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungannya, didahului dengan Surah Al Baqarah dan Surah A-li 'Imraan, kedua-dua surah ini menghujah ( mempertahankan ) orang yang membaca dan mengamalkannya. ( Riwayat Muslim )


Daripada Abu Musa Al Asy'ari r.a. telah berkata :
Rasulullah S.A.W. bersabda : Umpama orang mukmin yang membaca Al Quran seperti buah Utrujjah ( seperti limau besar ) baunya wangi dan rasanya sedap.
Umpama orang mukmin yang tidak membaca Al Quran seperti buah tamar tidak ada bau dan rasanya manis, dan
umpama orang munafik yang membaca Al Quran seperti Raihanah (sejenis pokok) baunya wangi dan rasanya pahit dan
umpama orang munafik yang tidak membaca Al Quran seperti buah labu yang tiada bau dan rasanya pahit.( Riwayat Bukhari & Muslim )

Daripada Barra' dan daripada 'Azib r.a. telah berkata :
Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W.
dan menceritakan peristiwa tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang turun disebabkan bacaan Al Quran.( Riwayat Bukhari & Muslim )

Daripada Ibnu 'Abbas r.a. beliau berkata :
Rasulullah S.A.W.bersabda : Sesungguhnya orang yang tidak ada di dalam ingatannya sesuatu pun daripada ayat Al Quran seperti rumah yang roboh.
( Riwayat Tarmizi dan beliau berkata: Hadis ini hasan sahih )

Sunday, June 20, 2010

Saturday, June 19, 2010

APASAL LA AKU MALAS SEMBAHYANG


Apasal laa, aku belum terfikir nak bentang sejadah,
Hidup senang rezeki datang melimpah,
Nak dirikan sembahyang, rakan baik setan suruh lengah-lengah,
Allah tarik nikmatku sampai nangis keluar air mata darah barulah padah.

Apasal laa aku malas sembahyang,
Allah kasi aku jasad siap dengan bayang-bayang,
Bukan ke lebih baik daripada tiang,
Berdiri tanpa roh malam dan siang.

Apasal laa aku malas sembahyang,
Kerja dah best keluarga pun dah senang,
Negara aman damai tak lagi hidup berdagang,
Takkan 5 minit 5 waktu aku tak boleh nak luang.
Apasal laa aku malas sembahyang,
Allah kasi otak supaya aku tak bangang,
Allah kasi ilmu boleh fikir susah senang,
Allah kasi nikmat kenapalah aku tak kenang,

Apasal laa aku malas sembahyang,
Tengok TV, main bola aku sanggup sampai petang,
Beli tiket konsert, bayar time shopping aku sanggup beratur panjang,
Ingat masuk syurga masuk neraka boleh main hutang-hutang? !!

Apasal laa aku malas sembahyang,
Aku kena ingat umur kita bukannya panjang,
Pagi sihat entah petang nanti dah kejang,
Nanti dalam kubur kena balun sorang-sorang.

Apasal laa aku malas sembahyang,
Seksa neraka cubalah aku bayang,
Perjalanan akhirat memang terlalu panjang,
Janji Allah Taala akan tertunai tak siapa boleh halang!!!

KELEBIHAN DOA SELEPAS AZAN



Daripada Jabir bin Abdullah r.a, Nabi Muhammad S.A.W bersabda :
“ Siapa yang berkata (berdoa) selepas mendengar azan: Ya Allah, Tuhan bagi seruan (tauhid) ini yang sempurna dan solat yang didirikan; berikanlah kepada Muhammad kedudukan dan kelebihan yang tinggi dan tempatkannya di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan”; maka ia berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat”
(Riwayat al-Bukhari)
Masya-Allah, hebatnya doa selepas azan…. Di akhirat kelak, dalam keadaan kucar- kacir, semua manusia dari Zaman Adam hingga manusia terakhir hidup atas bumi ni, tak akan menghiraukan orang di sekelilingnya… termasuk makwe n pakwe dia dulu, semua manusia x dpt nk bagi ptolongan melainkan SEORANG manusia agung.. yakni, Muhammad S.A.W….
So, Nabi kita yang orang panggil Baginda sebagai Al-Amin dah bg jaminan tuk syafaat Baginda, x kan kita nk Persia-siakan pertolongan manusia Agung ini… klu kita tidak menghiraukan tawaran ini, samalah seperti kita menolak tawaran dari seorang raja…bahkan tawaran Nabi kita ni lebih besar dari duit RM1,000,000,000…..(infinity)
Ape tawarannya?? Iaitu tolong bg kita msk syurga… contohya harga tiket RM5, x kira la tiket ape pn… tp kita just ada RM4.50, so ada org tambah RM0.50…so cukup la RM5.00…so, dpt la kita beli tiket tu…sama jugak mcm syafaat Nabi kita, Baginda akan tambah sedikit kekurangan pahala tuk kita tuk msk syurga.. so, sape2 yg tengah main Game ke, Study ke or what ever u do, pause jap n bace a doa lepas azan ni….Insya-Allah, x rugi pape pn…
#(‘_^)#
 
Copyright 2010 Clash Between Two Ways??. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase